Garis
imajiner yang menghubungkan Laut Selatan-Panggung Krapyak-Kraton
Jogja-Tugu Jogja-Gunung Merapi dalam satu garis lurus merupakan filosofi
dari Sangkan Paraning Dumadi yakni asal-usul manusia hingga kembali
kepada Sang Pencipta.
![]() |
photo instagram @kratonjogja_ , Ilustrasi : ig @ecs.a |
Garis
lurus dari arah Panggung Krapyak ke utara-Kraton Jogja menggambarkan
asal-usul (sangkan) manusia dari lahir, dewasa, menikah hingga
melahirkan.
Daerah
tersebut dahulunya juga banyak ditanami pohon Asem dan Tanjung yang
mengandung filosofi bahwa daun Asem muda (Sinom) melambangkan gadis yang
masih anom (muda) dan dapat menimbulkan rasa Sengsem (Asem) atau
tertarik. Kalau sudah tertarik maka kemudian akan disanjung (Tanjung).
Garis
lurus dari Gunung Merapi-Tugu Jogja-Kraton Jogja menggambarkan
kembalinya manusia kepada Sang Pencipta (paran). Oleh karenanya jalan
menuju Kraton Jogja dari utara dinamakan dengan Marga Utama dan Marga
Mulya sebagaimana tujuan manusia hidup, menuju keutamaan dan kemulyaan.
Baca Juga: Fenomena Awan Lenticular Hiasi Puncak Gunung Merapi
Baca Juga: Fenomena Awan Lenticular Hiasi Puncak Gunung Merapi
Mengenai
vegetasi di Jalan Mangkubumi adalah pohon tanjung, pohon yang termuat
di dalam Prasasti Siwagrha (856 M). Prasasti itu menyebutkan bahwa di
halaman candi Prambanan sebelah timur tumbuh pohon tanjung yang
digunakan sebagai perantara turunnya dewa ke bumi, dengan dahan-dahan
pohon tanjung yang rindang sebagai payungnya.
Sumber: KRT. Widya Anindita | KRT. Jatiningrat
Filosofi Garis Imajiner yang Menghubungkan Laut Selatan hingga Gunung Merapi dalam Satu Garis Lurus
4/
5
Oleh
Admin